Di Indonesia ada 400 ribu lebih sekolah yang tersebar di 34 provinsi dan menurut data World Bank pada tahun 2014 ada 75% sekolah yang berada di daerah yang rawan bencana. Sekretariat Nasional (Seknas) SPAB juga mencatat ada 62.687 satuan pendidikan yang terdampak bencana pada rentang waktu tahun 2009 – 2018. Tentunya ini jumlah yang tidak sedikit karena berdampak pada lebih dari 12 juta jiwa anak.
Plan Indonesia merupakan organisasi yang bergerak untuk perlindungan anak dengan partisipasi masyarakat. Di NTB, Plan Indonesia telah memberikan berbagai macam dukungan, seperti pada bidang perlindungan anak, pendidikan serta kesehatan dengan tujuan untuk membantu pemerintah Nusa Tenggara Barat memberikan rasa aman pada anak-anak terdampak Bencana dan kembali mendapatkan pendidikan lebih baik.
Plan Indonesia dengan dukungan PT SMI melakukan kegiatan yang membantu pemulihan pendidikan kepada anak-anak dan tenaga pendidik di SDN 5 Sokong Kabupaten Lombok Utara. Oleh karena itu untuk mendukung hal di atas, maka Plan Indonesia melakukan rangkaian kegiatan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan advokasi program kepada pemerintah Lombok Utara. Ini menjadi kesempatan kita untuk
membangun kembali dengan lebih baik dengan menerapkan 3 Pilar Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Pilar yang pertama berkaitan dengan Fasilitas Sekolah Aman Bencana, yaitu fasilitas sekolah dengan gedung, isinya dan halaman sekitarnya memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kemudahan termasuk kelayakan bagi anak berkebutuhan khusus, kenyamanan dan keamanan.
Pilar yang kedua berkaitan dengan manajemen bencana di sekolah. Manajemen bencana di sekolah merupakan proses pengkajian yang kemudian diikuti oleh perencanaan terhadap perlindungan fisik, perencanaan pengembangan kapasitas dalam melakukan respon/ tanggap darurat, dan perencanaan kesinambungan pendidikan. Manajemen bencana di sekolah bertujuan untuk menjaga lingkungan belajar yang aman serta merencanakan kesinambungan pendidikan, baik di masa tidak ada bencana maupun di saat terjadi bencana.
Pilar yang Ketiga berkaitan dengan Pendidikan dan Pencegahan Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Tujuan dari Pendidikan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk pencegahan dan pengurangan risiko bencana, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang bertanggungjawab, dan adaptasi terhadap risiko bencana. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siaga bencana dan menumbuhkembangkan nilai dan sikap kemanusian.
Proses Penerapan Program SPAB yang komprehensif dan memenuhi 3 Pilar tersebut tentunya akan dapat menjadi pembelajaran yang menarik apabila dapat didokumentasikan melalui buku foto bercerita. Karena melalui media gambar berupa foto langsung dan cerita yang menarik, pesan akan lebih mudah tersampaikan. Buku foto bercerita ini diharapkan bisa menjadi contoh bagaimana langkah-langkah mewujudkan Satuan Pendidikan yang aman bencana dapat diterapkan oleh siapa saja secara mandiri.
Tujuan penugasan konsultan pembuatan Buku Foto Bercerita antara lain:
Berdasarkan tujuan diatas, ruang lingkup kerja konsultan:
Durasi periode pengerjaan yakni 7 bulan (April – 31 Oktober 2020)
Sumberdaya yang diberikan oleh Plan Indonesia: materi-materi berkaitan dengan 3 Pilar SPAB
Staf dan konsultan Plan Indonesia harus mematuhi Rencana Perlindungan dan Perlindungan Anak dan Remaja Internasional. Konsultan harus mengikuti Prinsip Etis untuk melibatkan subyek manusia dalam penelitian dan mendapatkan persetujuan tertulis / lisan dari subyek manusia. Izin dari orangtua harus dicari jika anak-anak di bawah 18 tahun terlibat sebagai subjek. Persetujuan yang ditandatangani dari masing-masing anak dan orang tuanya harus diambil setelah menjelaskan tujuan kegiatan dan penggunaannya. Pelatihan tentang ini akan menjadi bagian dari pelatihan yang disediakan untuk tim.
Semua proyek yang dikelola oleh Plan Indonesia dan mitra, juga harus selaras dengan ambisi global Plan International untuk menjangkau 100 juta anak perempuan, menggunakan pendekatan transformatif gender dalam melaksanakan tugasnya. Dalam penugasan ini, Konsultan diharapkan untuk menerapkan pendekatan transformatif gender melalui menyikapi norma-norma gender, memperkuat agensi perempuan dan remaja putri, memajukan kondisi dan posisi perempuan dan perempuan, bekerja dengan laki-laki dan laki-laki untuk merangkul kesetaraan gender, menanggapi kebutuhan dan minat anak perempuan dan laki-laki dalam semua keragaman mereka, dan membina lingkungan yang memungkinkan kesetaraan gender dan hak-hak anak perempuan
Yayasan Plan Internatioanal Indonesia (Plan Indonesia) mengundang team/individu dan protofolio yang relevan dengan mengirimkan :
