Pembangunan Indonesia secara keseluruhan telah menghasilkan lingkungan yang memungkinkan bagi lembaga penanggulangan bencana Indonesia untuk menjadi mandiri, responsif, proaktif, dan mampu mempersiapkan dan menanggapi bencana dengan cara yang mengurangi dampak yang merugikan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hadir sebagai lembaga yang diharapkan mampu menjalankan fungsi koordinasi, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terpadu, mulai dari sebelum, pada saat, dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan. Hingga sepuluh tahun terakhir sejak didirikan, BNPB telah membuat kemajuan yang cukup signifikan dalam perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana; implementasi kebijakan dan praktik-praktik baik dari kebijakan yang dirumuskan; penanganan bencana dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan efisien; pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh dengan lintas sektor terkait; dan pengembangan hubungan internasional yang kuat dan mengintegrasikan praktik-praktik terbaik global dalam kerangka pengaturan kelembagaan, sistem peringatan dini, koordinasi, manajemen respon dan pengurangan risiko bencana.
Sebagai lembaga pemerintah yang mengelola penanggulangan bencana, BNPB telah mengembangkan InaRISK yang merupakan pemantau indeks risiko bahaya di Indonesia. InaRISK adalah portal hasil kajian risiko yang menggunakan ArcGIS server sebagai data services yang menggambarkan cakupan wilayah ancaman bencana, populasi terdampak, potensi kerugian fisik (Rp.), potensi kerugian ekonomi (Rp.) dan potensi kerusakan lingkungan (ha) dan terintegrasi dengan realisasi pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko bencana sebagai tool monitoring penurunan indeks risiko bencana. InaRISK telah secara resmi diluncurkan penggunaannya oleh Kepala BNPB pada tanggal 10 November 2016. Diharapkan InaRISK dapat digunakan oleh semua pihak, termasuk masyarakat dalam menyusun rencana-rencana penanggulangan bencana selain sebagai portal untuk sharing data spasial dalam bentuk service GIS. Lebih lanjut, InaRISK diharapkan dapat dimanfaatkan secara luas sebagai perangkat pengurangan risiko bencana, antara lain sebagai: (a) Alat diseminasi hasil kajian risiko bencana kepada Pemerintah, Pemda, dan stakeholder lainnya sebagai dasar perencanaan program pengurangan risiko bencana; (b) Membantu Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan para pihak dalam menyusun strategi pelaksanaan program, kebijakan, dan kegiatan untuk mengurangi risiko bencana di tingkat nasional hingga daerah; (c) Membantu Pemerintah dalam melakukan pemantauan terhadap capaian penurunan indeks risiko bencana di Indonesia; dan (d) Menyediakan data spasial untuk kepentingan analisa lainnya, seperti GCDS (Global Center Disaster Statistics), MHEWS, revisi tata ruang, dll. Aplikasi inaRISK ini dapat diakses melalui web dan juga personal bentuk aplikasi Android dan IOS. Aplikasi berisikan informasi tingkat bahaya suatu wilayah dan dilengkapi dengan rekomendasi aksi untuk melakukan antisipasinya secara partisipatif. Aplikasi ini disusun bersama antara pemerintah dan pihak lain yang memiliki pengalaman dalam edukasi kebencanaan di Indonesia. Aplikasi ini dibangun oleh BNPB dengan dukungan dari Kementerian ESDM, Kementerian PUPR, dan BMKG serta lembaga lain terutama dalam penyediaan data. [1]
Walaupun demikian, dirasakan pemanfaatan InaRISK oleh pihak-pihak yang diharapkan masih belum optimal sehingga perlu usaha untuk mempromosikan pemanfaatan dan penggunaan InaRISK sebagai platform yang mendukung perencanaan pembangunan dan edukasi pengelolaan risiko bencana secara inklusif di daerah, termasuk di masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana. Berdasarkan data BNPB, pengguna web InaRISK 5025, pengguna InaRISK Personal aktif sebanyak 1761 dengan persentase pengguna yang melakukan
terhadap aplikasi ini mencapai 3,8 %. Ini menunjukkan adanya limitasi dari InaRISK, baik dalam web maupun aplikasi personal.
Portal InaRISK saat ini telah dikembangkan oleh BNPB dalam rangka mendukung Gugus Tugas Percepatan Penanganan wabah virus Corona-19 dengan menambahkan informasi tentang COVID-19; lokasi tingkat risiko COVID-19; rekomendasi pencegahan COVID-19; penilaian risiko COVID-19; Perangkat Penilaian Resiko dikelola secara resmi oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 sebagai bentuk informasi resmi ke masyarakat terkait dengan pandemi COVID-19. Penggunaan InaRISK sebagai sumber informasi terkait dengan COVID-19 jumlahnya masih terbatas dan informasi yang tersedia masih terbatas. Oleh karena itu, dibutuhkan starategi khusus untuk bisa menjangkau lebih pihak yang bisa menggunakan InaRISK sebagai salah satu informasi terkait COVID-19.
Berdasar situasi diatas, BNPB melalui Kedeputian Sistem dan Strategi dengan dukungan program INVEST-DM memandang perlu untuk meningkatkan pemanfaatan InaRISK oleh semua pihak, baik institusi maupun individu dengan didahului kajian penggunaan dan promosi InaRISK.
Tujuan dari konsultansi ini adalah untuk memperkuat strategi Kedeputian Sistem dan Strategi BNPB dalam optimalisasi pemanfaatan inaRISK oleh para pihak dan merancang tindakan untuk mempromosikan pemanfaatannya.
Kajian Permasalahan, Potensi Penggunaan, dan Pengguna InaRISK
Konten media tayang online terkait dengan penggunaan InaRISK untuk COVID-19
Dengan periode Mei – Juli 2020, konsultan perlu menghasilkan:
Konsultan akan memberikan laporan kepada Program Manager untuk Outcome 4 INVEST-DM dan
. Konsultan yang terpilih diharapkan melakukan komunikasi dengan INVEST-DM dan
untuk mengkonsolidasikan metodologi dan memastikan pekerjaan dipahami sepenuhnya.
Institusi/organisasi yang memenuhi kualifikasi dapat mengirimkan proposal teknis (menguraikan (a) keahlian institusi/organisasi; (b) usulan strategi dan pendekatan; (c) CV konsultan) dan penawaran harga ke
dengan subjek email “
Hanya kandidat terpilih yang akan dihubungi.
Terima kasih,
Yayasan Mercy Corps Indonesia
